admin berita
Quick Response Code Indonesia Standard atau sering di sebut QRIS Beramai-ramai Menggunakan QRIS banyak digunakan para pedangan di Indonesia, diantaranya pedagang bakso dan mie. Tercatat hampir 100% tukang bakso dan mie di segmen pasar menengah atas sudah menggunakan pembayar dengan system tersebut.
Beramai-ramai Menggunakan QRIS
Dean adalah Pakar Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso Nusantara (APMISO), Guntur Subagja Mahardika mengaku sedang memaksimalkan sistem digitalisasi QRIS salah satunya yang sedang dilakukan adalah dalam hal payment system terhadap penjual Bakso dan Mie di seluruh wilayah Indonesia.
Guntur mengatakan pihak APMISO sudah melakukan kerjasama dengan bank untuk penggunaan QRIS, agar para pedagang bakso dan mie yang berada di bawah asosiasi APMISO bisa melakukan pembayaran dengan cara sangat mudah dan bisa menata keuangan mereka dengan baik.
Menurut Guntur, yang juga diketahui sebagai Ketua Yayasan Mitra Mikro itu, saat ini untuk para penjual bakso dan mie yang pasarannya di segmen menegah ke atas sudah menggunakan QRIS 100 persen dalam melakukan transaksinya. Sementara untuk penjual bakso dan mie yang segmen pasarannya untuk menengah ke bawah, masih kurang dari 50 persen yang telah menggunakan pembayaran QRIS.
“Pedagang bakso dan mie yang masuk di daerah perkampungan, pakai grobak atau dipikul masih perlu edukasi dan sosialisasi dalam Beramai-ramai Menggunakan QRIS. Sementara penjual yang sudah punya outlet di kota-kota besar sudah pakai pembayaran Beramai-ramai Menggunakan QRIS. Mereka para penjual akui lebih simple dan mudah. Karena bisa lebih gampang dalam perhitungan modal, untung, omset dan biaya untuk belanja bahan-bahannya lagi,”ujar Guntur.
Guntur Subagja Mahardika menyarankan agar para penyedia jasa teknologi Beramai-ramai Menggunakan QRIS dan bank atau payment aggretator lebih proaktif ke para pedagang bakso dan mie yang berada di kelas menengah kebawah untuk diberikan edukasi soal penggunaan pembayaran QRIS. Kerjasama sama yang dilakukan bank dan komunitas pedangan bakso dan mie justru bisa menjadi saran untuk mempromosikan Beramai-ramai Menggunakan QRIS hingga ke wilayah pelosok Indonesia.
Saat ini sudah ada sekitar 12 juta pedangan bakso dan mie yang tersebar diberbagai wilayah di Indonesia, hal ini diketahui menurut data APMISO. Bahkan menurut data terbaru, dari 64 juta jumlah usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau disingkat UMKM yang berada di tanah air, 20% diantaranya adalah pedangan bakso dan mie.
“Jadi menurut saya bank jangan tunggu pedagang yang datang. Mereka Pasti mikir kalau ke Bank pasti lama buat urus QRIS bisa satu jam nunggunya dan cuan hilang. Kalau Beramai-ramai Menggunakan QRIS sudah tersebar ke 12 juta pedangang bakso dan mie ini bisa jadi lahan promosi. Transaksi di jamin aman karena pedangan tidak perlu membawa uang cash yang lebih beresiko menjadi korban kriminal dan uang hilang,”ucap Guntur.
Pembisnis UMKM khususnya pedagang bakso dan mie bisa membuat pembayarannya lebih mudah, dengan pembayaran digitalisasi, karena supply chain dan cashless, lebih gampang dan murah. Guntur juga menyakini potensi putaran uang pendangan bakso dan mie sangat besar.
“Saya kasih contol misalnya dari 2 juta pedangan bakso dan mie sehari bisa laku 50 mangkok. Satu porsi harganya 10 ribu rupiah. Artinya satu pedangan dapat penghasilan 500 ribu ripuah dalam sehari, kalau kalian kali dengan 2 juta pedangan saja, sudah dapat sekitar Rp 1 triliun per harinya. Pengahasilan itu sangat besar dan bisa menghidupkan ekonomi RI kalau dikelola dengan baik,”kata Guntur.
Seorang praktisi dan juga direktur utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC), bernama Indra, mengatakan perusahaan yang bergerak di bidang teknologi keuangan digital mendukung penuh dalam hal peningkatan literasi digital kepada UMKM termasuk pedangan bakso dan mie.
Indra mengatakan bahwa perusahaannya juga terus melakukan inovasi-inovasi salah satunya dalam produk posku lite untuk metode pembayaran melalui Beramai-ramai Menggunakan QRIS pada setiap komunitas UMKM dengan memberikannya insentif pendampingan literasi seminar, keuangan dan workshop digital marketing, dan masih ada insentif lainnya semalam masih menjadi mitra.
Menurut Indra, masih minimnya literasi dan wawasan yang ada sekarang, membuat para masyarakat, khususnya para pelaku usaha masih takut untuk menggunakan aplikasi digital tersebut. Padahal, kata Indra aplikasi kasir digital memiliki banyak manfaat untuk para pedagang, salah satunya pecatatan transaksi, keluar masuk barang atau uang dalam menjalankan sebuah bisnis lebih terpercaya dan aman.
Indra juga sepakat petingnya pedampingan konsultasi keuangan dan pendidikan kepada pelaku UMKM terutama dalam melakukan penyusunan laporan keuangan yang berkualitas. Namun dia berharap perusahaan yang melakukan konsultasi dan pendampingan keuangan digital sudah memiliki izin ISO 9001 :2015 tentang menagemen mutu, ISO 27001 :2022 tentang system keamanan informasi, dan ISO 37001 :2016 tentang sistem Managemen anti penyuapan.
